You are currently viewing Asesmen Nasional, Apa dan Mengapa?

Asesmen Nasional, Apa dan Mengapa?

Asesmen Nasional artinya program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Bertujuan untuk menunjukkan pengembangan kompetensi dan karakter murid yang merupakan tujuan utama sekolah. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar,sehingga bisa meningkatkan hasil belajar murid.

Asesmen Nasional dengan UN berbeda karena tidak menentukan kelulusan. Beberapa perbedaan dengan UN di antaranya disebabkan karena difokuskan menjadi dasar perbaikan pembelajaran di sekolah. Beberapa ketentuan Asesmen Nasional seperti berikut:

  1. Bagaimana penentuan peserta didik yang mengikutinya

Perbedaan dengan UN di antaranya yakni Asesmen Nasional diikuti sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI (kelas 5 SD sederajat, 8 SMP sederajat, dan 11 SMA sederajat). Peserta dipilih secara acak oleh Kemendikbudristek. Maksimal peserta adalah 45 murid per satuan pendidikan.

  1. Siapa yang mengikuti

Diikuti oleh seluruh guru dan kepala sekolah. Tetapi, guru dan kepala sekolah tidak mengerjakan Asesmen Kompetensi Umum (AKM), salah satu instrumen Asesmen Nasional. Guru dan Kepala Sekolah mengerjakan instrumen Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. Asesmen Nasional tidak menggantikan UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Tetapi, menggantikan UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan. Mengukur dua macam literasi, yaitu literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi. Kedua literasi ini merupakan kemampuan atau kompetensi mendasar yang diperlukan semua muri sehingga semua murid Indonesia memiliki kompetensi membaca dan kemampuan berpikir logis-sistematis.

  1. Bentuk soal

Soal terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian. Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal. Metode penilaiannya menggunakan Computerized MultiStage Adaptive Testing (MSAT). AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri. Tidak ada perbedaan soal Asesmen Nasional pada peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.

  1. Pelaksanaan

Diselenggarakan selama 2 hari dengan opsi pengerjaan secara semi daring atau daring.

Tiga instrumen utama Asesmen Nasional

Tiga instrumen utama Asesmen Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Kemampuan literasi membaca diukur lewat AKM Literasi.

  1. Asesmen Kompetensi Minumum (AKM)

Asesmen Kompetensi Minimum adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi murid. Materi yang diukur pada asesmen kognitif ini bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas dan lintas jenjang pendidikan.

Pengukuran kompetensi dasar pada Asesmen Nasional ini menggunakan materi lintas kurikulum. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan.

Asesmen Nasional literasi membaca dan numerasi dilihat dari tiga komponen, yaitu konten, proses kognitif, dan konteks.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi membaca terdiri dari teks informasi dan sastra. Komponen proses kognitif terdiri dari proses menemukan, interpretasi dan integrasi, dan evaluasi dan refleksi informasi. Sementara itu, komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya, dan saintifik.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi numerasi atau matematika terdiri dari aljabar, bilangan, geometri, pengukuran, data dan ketidakpastian. Komponen proses kognitif terdiri dari proses pemahaman, penerapan, dan penalaran. Komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya, dan saintifik.

Soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian.

Murid kelas V akan mengerjalan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri. Tidak ada perbedaan soal pada peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.

  1. Survei Karakter

Survei Karakter adalah instrumen yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Survei Karakter bertujuan untuk memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang relevan.

Survei ini memastikan apakah proses belajar-mengajar di sekolah mengembangkan potensi murid secara utuh, baik kognitif dan non kognitif. Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

  1. Survei Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar adalah instrumen yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

References:
www.detik.com
————————————————————————————————————–
Looking for world-class education with a global curriculum in Bandung?
Contact our admission officer for the latest update and promo.
WhatsApp: https://bit.ly/smn-marketing
Instagram: https://bit.ly/smn-instagram
Apply Now! https://smn.sch.id/admission/